setelah kepergianmu
kau sempat meninggalkan bekas
namamu yg pernah terukir indah
aku merawatnya dengan harap
menanti kau akan kembali suatu waktu
namun aku harus berserah dan bersimpuh
di bawah kuasa sang waktu
yang tanpa belas kasih
telah menggilasnya hingga tak berbekas
jangan salahkan aku sayang
kini
aku harus berbenah segala yang telah menjadi musuh keindahan
menata kembali estetika taman kehidupan
yang pernah menjadi saksi kala kita memadu kasih
kala itu aku memanggilmu puteri kerajaan
kau pun menyebutku pangeran istana cinta
seketika hidup kita serasa punya jiwa
penuh gairah
sarat makna
mari kita lupakan itu sayang
setelah kau menemukan dan tertambat di suatu negeri
kau kirim kabar bahwa kau telah tiba
di tanah terjanji penuh susu dan madu
aku pun bahagia mendengarnya.
bukankah orang yang kita cintai dengan tulus, kebahagiaannya menjadi salah satu maxim kita?
Kepada badai
kepada waktu
aku berhutang cinta
namun aku harus panjatkan puji dan syukur
atas ke-tanpa-belas-kasihan-nya
membantu menghapus bekas namanya
memberi vitamin amnesia
sekadar melupakannya
karena bagiku
melupakannya adalah suatu pencapaian tertinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar