berlimpah susu dan madu
namun mengapa kami ditimpakan
kemiskinan
dan kemelaratan
kami serupa janin
yang lahir premature
tak tahu di mana letak
puting susu ibu
lalu datang para hidung belang
merebutnya dari mulut kami
dan kami pun tumbuh akrab
dengan gisi buruk
dan busung lapar
sungguh lalim
dan kejam raja kami
kebijaksanaan telah menguap dari mahkotanya
tertinggal nafsu birahi kian bergejolak
di antara selangkangan
yang menuntunya keluar istana
menanggalkan jubah kemuliaan
dan bertopeng hidung belang
menyusuri lorong lorong gelap nan pekat
untuk merenggut kehormatan
ibu kami
ibu pertiwi
kawan
lihatlah
kita sudah sedang hidup
di negeri tak bertuan
hampir setiap hari
darah mengalir
di bumi Cendrawasih
mungkin akan menyusul
di Maluku Selatan
dan kembali berkecamuk
di bumi Serambi Mekah
lalu tempat lain mengekor
kepada matahari
bintang dan rembulan
kisahkan perihal derita kami
kepada zaman dan musim catatlah tanya kami:
bilamanakah akan datang mesias,
sang pembebas?
sungguh kawan
aku tidak ingin menyaksikan
peristiwa yang sangat mengerikan itu:
bellum omnia contra omnes
(perang semua melawan semua)
Makassar, 25 Nov.2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar